Jumat, 20 April 2012

Budidaya Lele Organik

Apa keunggulan lele organik dengan non organik? Tentu hal ini menjadi pertanyaan banyak kalangan. Dilihat dari sekilas memang tidak memiliki perbedaan yang mencolok tetapi apabila kita perhatikan secara seksama maka letak perbedaan itu sangat besar. Pada umumnya lele organik memiliki berat/bobot lebih di bandingkan dengan lele non organik, lele organik warna sirip dan tubuhnya agak kemerahan karena memakan plankton, dan tekstur lele organik lebih kesat/ kenyal.
Budidaya lele secara organik sangat menguntungkan apabila kita benar-benar tahu caranya. Selain hemat dalam manajemen pakan juga budidaya lele secara organik tidak perlu mengganti air dan lele cenderung tidak terserang penyakit karena kotoran-kotoran yang dihasilkan lele di uraikan oleh mikroorganisme.
Warna air kolam secara organik adalah coklat kemerahan itu tandanya air di penuhi dengan mikroorganisme/plankton sebagai pakan utama lele, berbeda dengan kolam yang berwarna hijau tua yang di penuhi dengan alga.

Cara Mengukur Kolam Terpal

Cara mengukur terpal pada kolam terpal adalah sangat mudah. untuk anda yang masih bingung, terpal yang dipergunakan untuk kolam dapat diukur dari panjang, lebar, dan tinggi kolam. rumusannya adalah sebagai berikut :

(Panjang kolam+ (2 x tinggi kolam)) x (lebar + (2 x tinggi kolam))
contoh 1:
kolam ukuran 5m x 3m tinggi 1,5meter, berarti terpal yang dibutuhkan adalah :
Panjang = 5m, lebar = 3m, tinggi = 1,5m. rumusnya (5+(2×1,5)) x (3+(2×1,5)) = 8m x 6m.
contoh 2:
kolam ukuran 6m x 4m tinggi 1meter, berarti terpal yang dibutuhkan adalah :
Panjang = 6m, lebar = 4m, tinggi = 1m. rumusnya (6+(2×1)) x (4+(2×1)) = 8m x 6m
contoh 3:
kolam ukuran 3m x 2m tinggi 0,5 meter, berarti terpal yang dibutuhkan adalah :
Panjang = 3m, lebar = 2m, tinggi = 0,5m. rumusnya (3+(2×0,5)) x (2+(2×0,5)) = 4m x 3m
catatan : jika ingin terpal bisa melipat keluar (tidak pas-pasan), maka ukuran terpal dilebihkan masing2 0,5m. contoh : ukuran terpal seharusnya 8m x 6m, menjadi 8,5m x 6,5m.

Jumat, 13 April 2012

Pembuatan Pakan Lele Organik

Beberapa kalangan berpendapat bahwa beternak lele memiliki keuntungan yang sedikit bahkan tidak banyak yang mengalami kerugian. Itu di karenakan tingginya pakan ikan yang berupa pelet yang di beli dari toko atau pabrik, dan juga bisa jadi lele tidak cepat besar atu krucil sehingga memperlambat masa panen. Biaya terbesar dalam beternak lele adalah pakan karena lele dapat hidup dalam keadaan air yang berkualitas buruk. Mengenai pakan yang berupa pelet jenis F99 seharga 12 ribu per kilo dan 1 karungnya 210 ribu bayangkan bila kita memilki beberapa ribu bibit lele yang mau di besarkan. Nah maka dari itu kita akan membahas berbagai cara bagaimana mensiasati agar kita memperoleh hasil yang maksimal dari ternak lele dengan modal minimalis dengan hasil maksimalis. Dalam hal ini kita memanfaatkan limbah organik sebagai penyedia pakan lele secara alami tentunya tidak mengeluarkan modal yang banyak. Kita hanya perlu menyiapkan kotoran ternak sapi/kambing/kelinci dan obat penumbuh plankton bisa berupa EM4 perikanan dan tetes tebu/gula/molase. Menurut beberapa penelitian kotoran sapi lah yang paling cepat di uraikan dan menghasilkan makhluk organisme berupa plankton sebagai pakan utama lele.
Cara pembudidayaannya adalah sebagai berikut :
kumpulkan kotoran sapi yang yang masih segar/baru dan masukkan ke dalam kolam khusus yang terpisah dari lele, campurkan larutan fermentor EM4 dan tetes tebu/gula dengan perbandingan 1 liter fermentor 2 liter tetes tebu/gula dan 10 liter air sampai merata. Dalam waktu 7-10 hari akan tumbuh plankton-plakton yang akan menjadi pakan utama lele. Cara memberi makan lele cukup ambil beberapa ember dari kolam yang berisi plankton tadi di masukkan kedalam kolam yang berisi lele dan dalam waktu kurang lebih 2 bulan lele bisa di panen.
Kelebihan lele organik di banding non organik adalah lele lebih keset, ukuran lele sama dengan non organik tapi lebih berbobot/berat, rasa lebih gurih dan tentunya tidak mengandung zat kimia dan lebih bergizi.